JAKARTA, KTV – Debat kedua pasangan calon (Paslon) Pilgub Kaltara pada Senin, 21 Oktober 2024 malam di Grand studio MetroTV, berlangsung seru dan menarik.
Dengan argumen-argumen program visi misi masing-masing paslon yang beragam, menjadi barometer bagi masyarakat visi misi paslon yang paling rasional, riil dan tidak muluk-muluk.
Lagi-lagi, Paslon Nomor urut 2 sebagai petahana tetap menjadi sasaran utama “keroyokan serangan” dari kandidat pasangan calon nomor 1 dan 3.
Utamanya terkait kebijakan-kebijakan yang pernah diterapkan dalam pemerintahan periode pertama gubernur Kaltara. Hal ini demi melemahkan karakter sang petahanan Zainal A Paliwang.
Persoalan pemberhentian mantan Direktur RSUD Husuf SK, Dr. Rustan yang dianggap kontroversi. Kemudian soal kuliah gratis putra putri Kaltara di Universitas Patria Artha (UPA) Makassar yang dinilai tidak tepat sasaran.
Begitu pun mengenai sanggahan ZIAP terkait program Y3SS yang akan menggelontorkan dana RT Rp 100 juta per tahun yang dinilai tidak tepat guna, hingga pada persoalan tudingan peng-anaktirian ormas Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB Kalimantan Utara, menjadi 4 triger serangan dua rival Zainal dan Ingkong Ala yang mencuat dalam debat kedua di studio MetroTV Senin malam.
Serangan dua rival paslon diduga bermaksud menjatuhkan karakter Paslon nomor 2.
Paslon nomor1 dan nomor 3 ternyata salah perhitungan dalam strategi tersebut, sebab paslon nomor 2, Zainal dan Ingkong Ala sudah belajar dari pengalaman debat pertama yang tak menyangka diserag dua rival dengan berbagai isu dan tudingan, yang mebuat ZIAP sempat keteteran menjawabnya.
Debat part 2 Zainal dan Ingkong sudah menyiapkan argument cantik untuk berbalik mematahkan berbagai tudingan miring yang dialamatkan kepada mereka.
Dengan gagah berani, ZIAP menjawab secara rasional, elegan dan nyata berbagai pertanyaan dan pernyataan bernada melemahkan paslon ZIAP.
Dalam debat 2 Pilgub yang ditayangkan secara nasional di Studio MetroTV ini, paslon nomor urut satu tampil sebagai “penyerang” paling garang ke paslon nomor urut 2.
Sayangnya serangan-serangan berbau opini yang tendensius itu dijawab dengan fakta dan data oleh ZIAP, sehingga jebakan-jebakan pertanyaan dengan mudah di patahkan Zainal maupun Ingkong Ala, yang pada debat kali ini Ingkong Ala tampil cerdas dan lugas dalam menjawab pertanyaan 2 rival paslon.
Soal pemecatan Dirut RSUD Jusuf SK yang berujung pada ranah hukum, PTUN MA, Zainal A Paliwang misalnya. Meski pemerintah dalam hal itu secara jantan mengaku kalah dalam PTUN MA, namun soal kebijakan pemberhentian Dirut RSUD Jusuf SK tarakan, Zainal mengaku berdasarkan aturan dan ketegasan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Setiap pejabat yang diberi sanksi pasti punya kesalahan yang merugikan masyarakat dan pemerintah, kita sudah melalui proses investigasi, peneltian dan penghitungan kerugian pemerintah terhadap pejabat yang diberi sanksi, jika kita kalah melalui jalur hukum, ya kita kembalikan kejabatan semula tetapi kita pindahkan ke RSUD atau jabatan lain namun setara dengan posisi jabatan sebelumnya,” papar Zainal menjawab pertanyaan Paslon Nomor urut 1.
Jawaban apik ZIAP juga ditunjukkan kualitasnya dengan lugas saat paslon 1 mengangkat persoalan mahasiswa yang dikirim ke Universitas Patri Artha (UPA) Makassar sebanyak 750 siswa lebih untuk melanjutkan pendidikan perkuliahan paska lulus SLTA.
Upaya pemerintah membangun SDM generasi kaltara dengan mengiriman anak mahasiswa tersebut dianggap pemborosan APBD.
Sedangkan versi paslon nomor 1 , di satu sisi di Kaltara terdapat Universitas seperti UB, Unikal dan Stie yag dapat menampung mahasiwa, tetai tidak di mamfaatkan pemerintah.
Zainal dengan santai namun menohok mengatakan, paslon nomor 1 salah kaprah sebab seluruh mahasiswa yang berkuliah di Patria Arta atau UPA Makassar itu tidak menggunakan se-peserpun APBD Kaltara. Sebaliknya seluruh biaya perkuliahan dan Asrama mahasiswa kaltara di UPA digratiskan dan di tanggung Yayasan Patria Artha Makassar.
“Pemprov Kaltara pasti mendukung program tersebut, karena maksud UPA Makassar membantu pemerintah membangun program penigktan SDM putra putri Kaltara, tanpa membebani APBD, lantas apa yang salah disana?,” terang Zainal, sekaligus membungkam pertanyaan paslon terkait soal Universitas Patria Artha.
Sementara pada sisi lain Paslon nomor urut 3 Yansen TP yang nota bene adalah wakil Gubernur Kaltara, memilih zona aman terkait mahasiswa yang Kuliah Gratis di UPA dengan mengatakan tidak masuk dalam pengambilan kebijakan soal putra putri Kaltara yang kuliah gratis di UPA Makassar.
“Maaf saya tidak mau menjawab soal mahasiswa yang dikirim kuliah ke UPA karena saya tidak terlibat dalam urusan itu,” ujar Yansen TP, meski kebijakan itu adalah kebijakan satu paket pemerintah Provinsi Kaltara selama ini.
Serangan paslon 1 lainnya adalah soal Ormas Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB Kalimantan Utara yang menurutnya dianak tirikan, bahkan dinilai tidak tersentuh perhatian pemerintah. Tetapi, tudingan itu berbalik menghantam paslon 1 sebab diam-diam pemerintah telah mengirim sejumlah Pengurus FKUB untuk melakukan studi banding ke berbagai daerah. Termasuk keluar negeri untuk belajar soal moderasi dan toleransi Bergama di Kalimantan Utara.
“Untuk membina dan pembekalan pemahaman moderasi dan toleransi kerukunan umat beragama di Kalimantan Utara, pemerintah telah mengirim sejumlah tokoh dan pengurus FKUB ke sejulah daerah, bahkan ke luar negeri untuk belajar dan memahami secara dalam tentang konsep menejemen moderasi dan toleransi antar umat beragama,” kata Zainal dan Ingkong Ala.
Serangan ke-4 diluncurkan oleh paslon nomor 3 terkait tanggapan ZIAP yang menurut Yansen TP program Vsi Misinya dinilai tidak rasional terkait soal penganggaran APBD dana Rp 100 juta pertahun untuk RT.
Wakil Gubernur Kaltara ini menanyakan argument Zainal dan Ingkong Ala, soal programnya yang dianggap tidak rasional oleh Ziap.
“Saya dengar paslon nomor 2 menganggap program dana RT yang kami rencanakan dianggap tidak rasional, bisa tidak dijelaskan anggapan itu?” tanya Yansen TP kepada Zainal dan Ingkong Ala, dalam sesi tanya jawab debat.
Menanggapi pertanyaan Yansen, Zainal mengatakan, “Kami bukan tidak mendukung program itu, tetapi semua kita hitung penganggarannya berdasarkan kemampuan APBD Kaltara. Kita ini banyak program pembangunan lain yang juga sama pentingnya, soal insentif lebih dari Rp 100 juta per tahun kita sanggup lakukan tetapi jika keuangan daerah atau APBD memungkinkan. Lagi pula insentif untuk RT selama ini sudah berjalan meski tidak sebesar prigram paslon nomor 3,” papar Zainal penuh semangat.
Sebenarnya zainal tak mau menjawab pertanyaan itu, sebab dinilai pertanyaan tendensius dan berbau jebakan yang bermaksud melemahkan dan menjatuhan paslon nomor 2.
Selain itu pertanyaan Yansen soal dana RT di anggap Zainal keluar dari konteks turan pertanyaan yang telah di tentukan KPU dan Metro TV. “Tapi karena ini debat meski tak masuk dalam daftar thema pertanyaan yang seharusnya dan saya paham pertanyaan ini jebakan, terpaksa kami jawab sebab ini di tonton banyak orang,” tambah Zainal, sekaligus membungkam pertanyaan Paslon nomor 3.
Kesimpulannya, Paslon Nomor 2 ZIAP, Zainal dan Ingkong Ala membuktikan omongannya bahwa di debat kedua Pilgib Kaltara di metroTV ini.
Keduanya sepakat fokus memaparkan visi misi program nyata dan tidak mau membalas menjatuhkal kedua rivalnya dalam debat meski mereka tetap di serang berbagai hasil kebijakan pemerintah yang di jalankan bersama Yansen TP selama mejabat pasangan Gubernur Katara di periode pertama. (**)