Jakarta, KTV – Tepat hari ini, proses pemilihan Paus Baru atau Konklaf dimulai. Konklaf merupakan ritual sakral untuk menentukan pemimpin baru dengan melibatkan Kardinal dari seluruh negara yang diselenggarakan di Kapel Sistina, Vatikan.
Kapel Sistina terletak tepat di sebelah kanan Basilika Santo Petrus. Terkenal dengan lukisan dinding karya Michelangelo, tempat ini menjadi salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Vatikan.
Kapel Sistina termasuk dalam Istana Apostolik Vatikan yang merupakan sebuah bangunan dilengkapi lebih dari 1.000 kamar mencakup Museum Vatikan dan apartemen kepausan. Meskipun bangunan ini salah satu dari 18 istana apostolik atau istana kepausan) di Roma, Italia.
Bagi kamu yang penasaran seperti apa isi Kapel Sistina, berikut ini penjelasan arsitektur lokasi Konklaf. Yuk simak artikel ini.
Menilik arsitektur Kapel Sistina
Nama Kapel Sistina berasal dari Paus Sixtus IV della Rovere, yakni paus dari tahun 1471 hingga 1484 yang merestorasi Kapel Magna lama antara tahun 1477 dan 1480.
Dalam kapel ini, ada lukisan dinding yang ikonik memperkenalkan kita kepada dunia yang berisi isi Kitab Wahyu. Pekerjaan dekorasi interior diperkirakan dimulai pada 1481 dan berakhir pertengahan Mei 1482.
Dekorasi dinding abad ke-15 ini ada tirai dan Kisah Musa pada dinding Selatan dan pintu masuk. Kemudian, lambang Kristus di dinding utara dan pintu masuk, serta potret Paus di dinding utara dan selatan sekaligus pintu masuk.
Dinding barat dan di belakang altar dilukis oleh Pietro Perugino. Bagian kubah dihiasi dengan langit berbintang dilukis oleh Piermatteo d’Amelia. Di 1481, empat panel di dinding utara dilukis fresko oleh Sandro Botticelli, Cosimo Rosselli, dan Domenico Ghirlandaio. Dinding timur atau dinding pintu masuk Aula Prima dilukis oleh Cortonese, Luca Signorell
Sempat rusak akibat pembangunan Basilika Santo Petrus
Awal abad ke-16, Kapel Sistina sempat mengalami kerusakan besar akibat pembangunan Basilika Santo Petrus. Sebagian besar kerusakan pada kubah.
Arsitek istana Bramante bekerja menggunakan serangkaian rantai logam dan menepuk-nepuk retakan, tetapi langit berbintang karya Piermatteo d’Amelia rusak parah.
Kemudian, dekorasi dan renovasi kubah diserahkan kepada Michelangelo Buonarroti. Dilaporkan bahwa pondasi kubah terbukti agak tidak stabil selama bertahun-tahun sehingga sempat runtuh ambang dinding timur yang sedikit menyelamatkan Paus Hadrian VI, tetapi menewaskan seorang penjaga Swiss pada Natal 1522.
Dalam upaya untuk mengamankan Kapel Sistina, terjadinya kerusakan lebih lanjut pada dua fresko, termasuk lukisan “Kisah Kristus dan Musa,” yang kemudian dicat ulang oleh Hendrick Van de Broeck dan Matteo da Lecce.
Lukisan dinding terakhir dan sensor
Antara 1536 dan 1541, Michelangelo ditugaskan oleh Paus Clement VII untuk membuat fresko besar tentang penghakiman terakhir. Untuk mewujudkan karya ini, Michelangelo menghancurkan dua lunette selama tahap pemasangan plester di 1537.
Karya ini dikerjakan pada dinding barat di belakang altar yang memicu pertikaian penting antara Kardinal Carafa (kemudian menjadi Paus Paulus IV) dan Michelangelo. Objek yang memicu pertikaian adalah penggambaran telanjang yang dianggap cabul.
Setelah kematian Michelangelo pada 1564, “Pictura in Cappella Ap [ostoli] ca copriantur” diumumkan oleh Konsili Trente yang merupakan sebuah hukum yang menyensor ketelanjangan dalam seni keagamaan.
Kemudian, Daniele Ricciarelli (Daniele da Volterra) bertanggung jawab atas tirai dan daun ara yang menutupi figur telanjang tersebut sebagai sebuah intervensi yang dilakukan di 1565. (Theresia Vania Somawidjaja)
(KIE)