TARAKAN, KTV – Diduga melakukan kekerasan terhadap dua Pekerja lokal, Seorang Tenaga Kerja Asing (TKA) salah satu subkon dari salah satu pabrik yang sedang proses pembangunan di daerah Kelurahan Juata Permai, dilaporkan ke Polres Tarakan Selasa (5/8/2023) sekira pukul 21.30 WITA.
Kedua korban masing-masing inisial NI (31) dan IA (27) mengalami luka lebam akibat kekerasan yang dilakukan oleh TKA asal Cina itu. Diketahui, TKA dan kedua korban sama-sama bekerja di lokasi pabrik tersebut.
“Yang mengalami saya dan adik saya bernama Isa Alansari. Adik saya ditarik lalu didorong sementara saya langsung ditendang menggunakan sepatu safety,” kata NI seperti dikutip dari mediakaltara.com (Media Kaltara Group).
Diakuinya, TKA itu sudah tiga kali melakukan tindakan kekerasan. Kejadian pertama 20 hari, kejadian kedua 3 September 2023 dan yang terbaru 5 September 2023,”Pokoknya nyuruh apa-apa selalu pakai kaki,” sebutnya.
Saat itu dirinya tengah diminta untuk melakukan pemasangan besi. Namun, permintaan itu ditolaknya lantaran bukan tugas dari pekerjaannya. TKA tersebutpun memaksa keduanya memakai baju safety untuk memanjat guna memasang besi.
“Kami lelah dan berhenti. Kami kan takut ketinggian apalagi itu bukan bidang kami. Entah dia jengkel atau apa, dia langsung tendang saya yang saat itu posisinya dia pakai sepatu safety,” ucap dia.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona menegaskan telah menerima laporan dari kedua korban. Saat inipun Satreskrim Polres Tarakan tengah melakukan pemeriksaan.
“Jadi tidak bisa kita terburu-buru menyimpulkan. Baru dilaporkan tadi malam,” tegasnya.
Terhadap terduga pelaku yakni Warga Negara Asing (WNA), polisi akan melakukan langkah-langkah ke depan. Seperti berkoordinasi dengan Konsulat maupun translator bahasa asing. Diketahui hingga saat ini TKA yang belum diketahui identitasnya itu masih dalam pemeriksaan di Satreskrim Polres Tarakan.
“Kronologisnya belum bisa kita jelaskan karena masih dalam materi pemeriksaan. Nanti kalau sudah selesai baru kita informasikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Perwakilan PT. Xinrui, Anthony menuturkan, manajemen perusahaan dan pihak korban telah melakukan mediasi dan didapati kesepakatan dari kedua belah pihak. Pihaknya memastikan akan melakukan upaya sebaik mungkin agar kejadian serupa tak lagi terulang,”Jadi segala bentuk perselisihan sudah kita selesaikan dengan kekeluargaan. Jadi sudah tidak ada konflik lagi disitu,” ujarnya. (rz/red)